Rahasia Ilmu Pengetahuan Lewat “Kata” Inggris Indonesia


Bagaimana cara anda belajar ilmu pengetahuan? Lalu apa hubungannya “kata” bahasa Inggris Indonesia dengan ilmu pengetahuan? Apakah anda sudah ada gambaran mengenai rahasia ini? Anda bisa berupaya mencari jawaban tentang hal ini. Apakah anda siap untuk mencari jawaban? Sekarang, ingat-ingat lagi bagaimana anda belajar ilmu. Bila anda tidak ingat seputar aktifitas belajar ilmu yang pernah dialami, berarti ada masalah dalam otak anda.


Guru menjelaskan ilmu pengetahuan memakai alat apa? Apakah memakai alat tulis? Nah, anda sudah ada sedikit gambaran bila mau merenung mengenai alat tulis. Apakah benar bahwa guru menyampaikan dengan alat tulis? Bila benar, bagaimana bentuk atau hasil dari memanfaatkan alat tulis? Hasilnya berupa tulisan, bukan?

Lalu anda bisa membayangkan kembali, alat apa lagi selain alat tulis? Bila alat tulis menghasilkan tulisan, bagaimana dengan alat yang lain? Ada alat yang lain untuk menghasilkan yang lain? Bila tidak ada, silahkan anda melanjutkan membaca. Bila menganggap ada, silahkan merenung kalau mau. Namun, daripada berlama-lama, saya akan menjelaskan. Alat tulis menghasilkan tulisan. Lalu yang menghasilkan lisan itu alat seperti apa? Tidak ada yang lain selain alat lisan lisan, bukan?

Penjelasan di atas bisa menghasilkan kesimpulan. Kesimpulannya, guru menyampaikan ilmu pengetahuan dengan menggunakan alat tulis dan alat lisan akan menghasilkan sebuah kosakata, baik kata tulisan dan lisan. Apakah anda setuju dengan pemahaman sederhana ini? bila setuju, apakah anda sudah ada gambaran pemahaman rahasia ilmu pengetahuan lewat “Kata” bahasa Inggris Indonesia? Sudah? Syukur.

Btw, sebelum penjelasan panjang-lebar, apa yang disebut ilmu pengetahuan adalah ilmu. Tidak ada istilah ilmu pengetauhan. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan sistematis hasil riset, penelitian, dan lainnya sehingga menghasilkan ilmu. Sedangkan pengetahuan adalah hal-hal yang diketahui, dirasakan, dan didengar. Ilmu sudah pasti pengetahuan seperti pengetahuan seputar luas wilayah Jakarta dengan problematika-nya hasil pengkajian. Sedangkan pengetahuan belum tentu dikatakan ilmu seperti hanya pengetahuan tentang wilayah Jakarta yang biasa dialami orang pada umumnya.

Namun untuk pemenuhan kata kunci pencarian, mengingat banyak yang mencari dengan kata “ilmu pengetahuan”, saya menggunakan kata “ilmu pengetahuan” dalam pembahasan ini.

Rahasia Kata Bahasa Inti Ilmu Pengetahuan

Tidak ada “kata” maka tidak ada kehadiran ilmu pengetahuan. Anda boleh tidak percaya dalam hal ini. Namun ketidakpercayaan anda akan dibantah oleh penjelasan saya. Bukankah anda sudah memahami dari penjelasan di atas bahwa guru menyampaikan ilmu dengan lisan dan tulisan yang berupa kata-kata? Bila seperti itu, secara otomatis, ilmu memang terbangun dari kata-kata. Kata-kata bisa menghasilkan ilmu. Sebaliknya, ilmu akan menghasilkan kata-kata yakni pengembangan ilmu.

Dengan memahami “kata”, seseorang sudah melakukan bagian dari memahami ilmu pengetahuan. Banyak orang yang berawal dari ketidakpahaman soal ‘kata’ berakibat fatal dalam berilmu. Dalam bahasa Inggris, jenis kelamin diartikan dengan “gender”. Dalam bahasa Indonesia, gender bisa diartikan yang bisa jadi berbeda. Sepengetahuan saya, gender lebih dari sekedar jenis kelamin. Ketika tidak memahami budaya atau tradisi suatu wilayah dalam pemakaian kata bahasa, pemahaman ilmu akan sulit didapatkan.

Ada salah satu orang yang mengartikan “gender” sebagai sosok dan kehidupan wanita. Kesalahan itu akibat ucapan aktifis itu sendiri yang mengklaim sebagai “aktifitas gender” yang lebih didominasi dengan pembahasan pemberdayaan kewanitaan. Sudah salah secara bahasa Inggris, orang itu salah pula secara bahasa Indonesia. Maka salah kata membuat salah dalam ilmu.

Rahasia Ilmu Pengetahuan Bahasa Untuk Kebenaran Kata Bahasa

Walaupun kata adalah inti dari pengetahuan, kata tidak bisa melepaskan diri dari aturan ilmu pengetahuan yakni ilmu bahasa. Artinya, kata membahas kata. Di atas, saya sudah memberikan contoh bagaimana aturan penempatan kata dengan ilmu bahasa. Baik bahasa Inggris ataupun Indonesia, keduanya memiliki aturan ilmu bahasa sendiri yang akan menghantarkan pada kebenaran ilmu pengetahuan.

Bagaimana pemahaman anda dengan kalimat “Guru Itu Bodoh?” Anda sudah memahami kata dari “Guru”, “Itu” dan juga “Bodoh”. Namun untuk kebutuhan tujuan kebenaran ilmu pengetahuan lewat kalimat, hal ini belum dianggap cukup. Bila ingin merasa cukup, susunan kata harus memenuhi aturan ilmu bahasa. Sebagai contoh susunan kata untuk beberapa tujuan bisa dilihat di bawah ini.

Contoh susuna kalimat berdasarkan tujuan:

⇛ Guru itu bodoh: penghakiman atas seseorang
⇛ Guru itu, bodoh: penunjukkan atas seseorang
⇛ Guru, itu bodoh: pemberitahuan atas sikap sesorang

Mungkin anda masih kurang puas. Kalau sudah pembahasan seperti di atas, bagaimana ilmu soal “kata”? Untuk pemahaman soal kata, bahasa Inggris dan Indonesia pun sudah menjelaskan dengan gamblang.

Dalam hal ini, saya akan menjelaskan penerapan kata bahasa Indonesia. Ada banyak variasi kata yang berbeda kegunaan. Sebagai contoh: kata berimbuhan me-i, me-kan, kan, dan sebagainya. Begitu juga persoalan kesesuaian makna “kata” dengan tujuan kalimat yang membutuhkan pemikiran dan ilmu tersendiri seperti kata “es batu” dengan “es balok”. Kata “es batu” dan “es balok” memiiki makna berbeda bila memiliki tujuan yang berbeda juga. Ketika penggunakan kata untuk kepentingan ilmu pengetahuan tidak berdasarkan ilmu aturan kata, pembahasan ilmu tidak akan sesuai dengan apa yang dipikirkan.

Hal yang menarik, ilmu bahasa secara khusus ilmu pengaturan kata adalah kumpulan kata-kata pengaturan itu sendiri yang bertugas membenarkan kata yang lain.

Simbol Itulah Huruf Dan Kata Bahasa

Bila memiliki pemikiran bahwa ilmu Matematika bukan bagian dari kosakata alias perhimpunan kata, pemikiran anda salah. Simbol bagian dari kata seperti pertambahan, perkalihan, pengurangan, angka dan sebagainya. Andai bukan berupa kata-kata, apakah anda bisa mengucapkan simbol tanpa kata? Bagaimana mengucapkan simbol + x 1 ! % & dan sebagainya? Sulit bukan bila pengucapan simbol tanpa kata-kata?

Banyak sekali persimbolan yang memiliki himpunan kata. Sebagai contoh adalah simbol Garuda Pancasila, bendera Merah Putih, peta Indonesia dan sebagainya. Karena banyak kata, penggunaan simbol menjadi solusi sebagai perwakilan. Apa makna Garuda Pancasila? Ada banyak kata untuk menjelaskan simbol dari Garuda Pancasila. Jadi, Garuda Pancasila sebagai peringkas penjelasan suatu pengetahuan.

Simbol adalah perwakilan dari kata atau himpunan kata-kata yang memiliki tujuan khusus. Apakah penggunaan simbol braille bukan termasuk kata? Bahkan huruf atau angka adalah penyimbolan untuk membangun kata. Dahulu, manusia belum mengenal huruf seperti yang sudah familiar sekarang ini. Manusia dahulu masih menggunakan binatang atau benda lainnya sebagai huruf dari kata.

Maka dari itu, bila ada pernyataan “1+2”, bisa diartikan dengan ucapan “Satu ditambah dua”. Jadi, ilmu matematika tetap terhimpun dari kumpulan kata.

Contoh Praktis Pengembangan Ilmu Pengetahuan Lewat Kata

Setiap bahasa memiliki makna sendiri-sendiri. Bahasa Inggris memiliki makna atas kata sendiri. Bahasa Indonesia pun memiliki makna sendiri atas kata. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kata “gender” berasal dari bahasa asing bukan Indonesia yang artinya “jenis kelamin”. Namun kata “gender” seperti sudah berkembang dari makna aslinya. Pengembangan ini tidak sampai merusak makna dari kata “gender” yag asli dari bahasa lain. Ketika melupakan bahasa asli, pembahasan keilmuan bisa batal.

Setiap kata pun ada yang memiliki beberapa makna. Dari beberapa makna inilah pembahasan ilmu pengetahuan bisa memiliki beberapa cabang. Sebagai contoh yang tepat adalah penafsiran atas ayat suci Al-Qur’an yang akan menghasilkan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Di dalam ayat Al-Qur’an, banyak sekali kata-kata yang memiliki makna ganda yang masing-masing kata membangun pemahaman ilmu pengetahuannya sendiri. Di dalam ilmu pengetahuan yang sudah jadi, banyak juga silang pendapat yang mengarah pada kebenaran masing-masing.

Untuk lebih memahami, silahkan anda menjawab dari pertanyaan, “Apa itu rokok?”. Bisa saja masing-masing orang akan menjawab berbeda dari anda. Masalahnya, kebenaran ilmiah seharusnya memiliki alasan yang kuat walaupun pada akhirnya berbeda pendapat. Si A menjawab: rokok adalah batangan kertas yang berisi tembakau dan lainnya yang menghasilkan asap ketika dinyalakan. Masalahnya, ada tradisi orang yang merokok dengan cara berbeda. Si B menjawab bahwa rokok adalah hisapan dari saluran tabung tertentu yang ketika dihisap menghasilkan asap yang familiar di dataran Timur Tengah. Mungkin anda akan berkata, semuanya benar. Tetapi kajian ilmu pengetahuan tidak sederhana seperti itu karena masing-masing memiliki alasan dan tujuan kebenaran.